JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, menangkap para pengemplang pajak di DKI Jakarta bukan menjadi hal yang sulit. Justru menjadi hal yang mudah.
Pria yang kerap disapa Ahok ini menyebutkan, langkah awal untuk mengjindari para pengemplang pajak di Jakarta adalah, menelusuri dan mencatat seluruh jumlah kekayaannya.
"Lihat saja, rumahnya, mobilnya, apartemennya harga berapa, terus dihitung deh, ketemu angka pajak yang harusnya dibayarkan mereka. Mereka yang bayar pajak cuma beberapa juta sebulan, itu enggak sebanding dengan apa yang mereka miliki," kata Ahok di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Ahok menyebutkan, yang menjadi kendala selama penagihan pajak di DKI Jakarta selama ini justru berasal dari para wajib pajaknya. Di mana, saat ditagih, selalu memberikan alasan atau mengundur-ngundur pembayaran.
"Ada saja alasannya ketika mau dimintai pajak," tambahnya.
Ahok menyebutkan, banyaknya alasan wajib pajak yang mengundur pembayaran pajak, lantaran memiliki stigma negatif terhadap para petugas pajak di Indonesia.
"Karena mereka mikir gini, ‘ah saya bayar pajak, nanti uangnya diambil sama petugas pajak. Daripada uang saya diambil sana mereka enggak dibayarkan buat pajak, mendingan ngemplang sekalian’. Nah, ini yang jadi masalah. Oleh sebab itu, kita juga butuh petugas pajak enggak hanya pintar, tapi juga bersih," tutupnya.